Tuesday, October 27, 2009

Tips Berbahasa dengan si Kecil

Kemampuan berkomunikasi yang baik berawal dari masa kanak-kanak. Untuk itu, sebagai orangtua anda lah yang bertugas melatih kemampuan berkomunikasi si kecil agar ia dapat berkomunikasi dengan bahasa yang baik. Ajari si kecil untuk mengekspresikan perasaan dan keinginannya menggunakan bahasa yang baik.
Saat anda melihat ia sedang lelah, kesal atau sedih, bicarakan padanya tentang perasaan tersebut, dan bantu ia mengekspresikannya melalui kata-kata. Misalnya anda bisa bertanya padanya "Kamu kesal ya karena tidak bisa meraih mainan itu sendiri? Apa kamu mau mama membantumu mengambilkannya?". Anda juga harus melatihnya untuk meminta tolong pada orang lain dengan menggunakan kata-kata yang baik dan sopan, misalnya "tolong bantu aku ya ma", dan sebagainya.
Yang harus anda ingat, bagian terpenting dari "belajar" yaitu dengan melihat dan bermain peran. Gunakan cara tersebut untuk membantu anak anda menggunakan kata-kata yang dapat mencegah reaksi fisik dengan lawan biacaranya seperti memukul, membuang barang-barang, atau marah-marah.
Rubah cara bicara kita
Ada empat kata yang harus kita hindari saat bicara dengan anak, yaitu "nakal", "jelek", "baik", dan "tidak". Sebagai contoh, saat anda hendak memberi pujian padanya, gunakanlah kalimat seperti, "pintar", "pintarnya", "mama suka kamu melakukan itu", ucapan tersebut lebih baik dari pada anda mengucapkan "anak baik". Cobalah merubah kata-kata negatif menjadi kata-kata yang positif, seperti "Jangan berteriak" menjadi "tolong gunakan suara yang pelan saja ya de". Anak-anak sangat suka di mintai tolong, oleh sebab itu ia akan memberi respon positif dengan permintaan anda tersebut.
Bicarakan yang baik-baik
Jika anda ingin membicarakan tentang anak anda pada orang dewasa lain, cobalah bicarakan perilaku baik yang dilakukannya, terutama jika ia berada di dekat anda. Sebaliknya, hindari membicarakan perilaku buruk anak di depan orang lain. Mengakui perilaku baik anak anda di depan orang lain akan membuatnya merasa di hargai, sehingga ia akan meneruskan perilaku baiknya tersebut untuk membuat anda senang padanya.
Pastinya anda merasa senang dan lebih percaya diri saat orang lain memuji anda bukan, sebaliknya anda akan merasa malu dan rendah diri saat orang lain mengeluhkan kejelekan anda. Hal ini juga berlaku bagi anak-anak, menceritakan perbuatan negatifnya di depan orang lain justru akan mengurangi self esteem-nya bahkan hingga bertahun-tahun setelah pembicaraan itu. Jadi, biasakan untuk membicarakan perbuatan baik si kecil pada orang lain di depannya sedini mungkin, agar self esteem mereka terpupuk hingga besar nanti.
Ingatlah bahwa kata-kata positif bisa membangun, sementara kata-kata negatif bisa menghancurkan. Meski masih kecil, perasaan si kecil juga bisa terluka dengan ucapan anda, dan akan sangat sulit untuk menyembuhkan luka hati tersebut.

Jadwal Pemberian Makanan Bayi

Jadwal Pemberian Makanan Bayi Berdasarkan Rekomendasi IDAI


4-6 bulan (bertahap)
Pukul 06.00 (bangun tidur) ASI
Pukul 08.00 (makan pagi) Bubur Susu
Pkl. 10.00 Buah segar/biskuit
Pkl. 12.00 (makan siang) ASI
Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang) ASI
Pkl. 16.00 Buah segar/biskuit
Pkl. 18.00 (makan malam) Bubur susu
Pkl. 21.00 ASI

* 6-9 Bulan (Bertahap)
Pkl 06.00 (bangun tidur) ASI/PASI
Pkl 08.00 (makan pagi) Bubur→ nasi tim
Pkl. 10.00 Buah segar/Biskuit
Pkl. 12.00 (makan siang) Bubur→ nasi tim
Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang) ASI/PASI
Pkl. 16.00 Buah segar/biskuit
Pkl. 18.00 (makan malam) Bubur→ nasi tim
Pkl. 21.00 ASI/PASI

* 9-12 Bulan (Bertahap)
Pukul 06.00 (bangun tidur) ASI/PASI
Pukul 08.00 (makan pagi) Nasi Tim→ makanan keluarga
Pkl. 10.00 Buah segar/biskuit
Pkl. 12.00 (makan siang) Nasi tim→ makanan keluarga
Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang) ASI/PASI
Pkl. 16.00 Buah segar/Biskuit
Pkl. 18.00 (makan malam) Nasi tim→ makanan keluarga
Pkl. 21.00 ASI/PASI

> 12 bulan
Pukul 06.00 (bangun tidur) ASI/PASI
Pukul 08.00 (makan pagi) Makanan Keluarga
Pkl. 10.00 Snack / buah
Pkl. 12.00 (makan siang) Makanan Keluarga
Pkl 16.00 Snack / buah
Pkl. 18.00 (makan malam) Makanan Keluarga
Pkl. 21.00 ASI/PASI

@Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia

Menstimulasi Bayi Lewat Mainan


Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menstimulasi perkembangan bayi, baik perkembangan komunikasi, motorik, berjalan, hingga koordinasi tangannya dan matanya. Salah satunya yaitu melalui bantuan mainan. Beberapa mainan didesain untuk menstimulasi cara berfikir anak sehingga dapat membantunya mengembangkan kepekaannya terhadap berbagai aktifitas seperti bermain, problem-solving, dan komunikasi antara anak dan orangtua. Berikut beberapa cara yang bisa anda lakukan dalam memberikan stimulus pada anak dengan bantuan mainan.


Mainan bertekstur
Maianan bertekstur bisa membantu anak mengembangkan kemampuan sensoriknya. Berikan sikecil mainan yang terbuat dari berbagai tepe bahan dan permukaan. Mainan tersebut dapat menstimulasi indera sentuhan sikecil dan mengajarkannya untuk mengenal berbagai permukaan objek yang berbeda. Dengan demikian sikecil akan semakin nyaman bersentuhan dengan berbagai objek dilingkungan.Mainan genggam atau remasMainan yang bisa di genggam atau di remas seperti balok warna-warni, botol plastik dan sebagainya membantu mengembangkan koordinasi antara tangan dan mata sikecil. Sementara ember berlubang dengan beragam bentuk bangun serta balok-balok berbagai bentuk juga membantu mengembangkan kemampuan problem-solving pada sikecil.


Mainan berbunyi

Selain menimbulkan bunyi yang menyenangkan dan menarik perhatian sikecil, mainan yang berbunyi saat dipegang atau ditekan juga bisa mengembangkan kemampuan berinteraksi sikecil dan membantu mereka mengerti hubungan antara sebab akibat. Sementara mainan yang melantunkan musik-musik soft, seperti nyanyian nina bobo, dapat menstimulasi kreatifitas dan imajinasi sikecil.

Mainan berwarna-warni

Mainan berwarna-warni seperti balok warna-warni, mainan karet warna-warni dan sebagainya dapat mengembangkan kemampuan visual sikecil. Anda juga bisa memberikan mainan atau bantal yang memiliki pola yang mencolok kepada sikecil untuk menguatkan kemapuan visualnya dan membantu bayi membedakan antara berbagai pola dan warna. Selain menstimulasi indera penglihatannya, mainan berwarna juga bisa meningkatkan kreatifitas sikecil.


Mainan pop up

Mainan pop up atau mainan yang bisa timbul lalu menghilang membantu menstimulasi kemampuan problem solving dan berfikir kreatif. Mainan jenis ini juga mengajarkan tentang sebab-akibat pada bayi, sekaligus meningkatkan koordinasi antara tangan dan mata, serta kemampuan berfikir kreatif.


Mainan bongkar pasang

Mainan bongkar pasang seperti lego, builing block, puzzle dan sebagainya membantu menstimulasi kemampuan problem-solving dan taktikal pada sikecil. Mainan ini juga bisa mengembangkan kreatifitas anak dalam bermain, sekaligus menggali kecerdasannya.
Meski penting bagi orangtua menyediakan berbagai mainan untuk menstimulasi kemampuan sikecil, namun orangtua juga harus memperhatikan kemampuan sosialisasi anak. Jangan biarkan mereka terlalu sibuk dengan mainannya hingga enggan bermain dengan teman sebayanya atau orang dewasa lainnya. Selain itu terlalu banyak memberikan mainan pada sikecil justru bisa membuatnya bingung dan enggan memainkan. Selalu atur waktu untuk sikecil bermain dengan mainannya, jangna biarkan ia terlampau ayik bermain hingga larut malam, dan membuatnya kurang tidur keesokan harinya. Ibu bijak tahu yang terbaik untuk anaknya.

Perkembangan Psikologis dan Emosional pada Balita


Selain perkembangan fisik, satu hal yang juga harus diperhatikan oleh setiap orangtua yaitu perkembangan psikologis dan emosional buah hatinya. Dengan peka terhadap setiap tahap perkembangan si kecil dapat mempererat hubungan orangtua dan anak, selain tentunya membantu anda mengetahui bagaimana cara menangani anak anda. Berikut beberapa tahap dalam perkembangan psikologis dan emosional anak anda yang bisa menjadi panduan bagi anda sebagai orangtua.



Usia 12 - 36 bulan


Kegiatan mendongeng atau membacakan cerita sebelum tidur untuk si kecil merupakan sebuah aktifitas yang tak hanya menyenangkan, namun juga dapat mengembangkan kemampuan membaca si kecil sejak dini. Kemampuan tersebut meliputi:
Bagaimana sebuah buku bekerja, dalam hal ini anda mengajarkan bahwa sebuah buku bisa baru akan bermakna setelah kita membukanya, dan membaca cerita didalamnyaMembaca dimulai dari kiri ke kanan
Buku bisa menceritakan sebuah kisah
Setiap cerita memiliki awal dan akhir
Setelah si kecil tahu manfaat dan cara kerja buku, anda bisa mulai mengajarkannya untuk menyukai aktifitas membaca buku, ditahap ini anda cukup mengejarkannya beberapa hal seperti:
Membacakannya buku dengan suara yang jelas dan keras
Biarkan si kecil bermain-main dengan bukunya, sehingga ia familiar dengan buku
Bacalah dalam waktu yang singkat, karena bagi anak-anak 10 menit membaca merupakan waktu yang lama
Ikuti cerita anda dengan pertanyaan seputar kisah yang ada dalam buku tersebut, untuk memancing interaksi antara anak anda dengan buku yang sedang dibaca
Jika si kecil tiba-tiba merebut buku yang sedang anda bacakan, biarkan ia melakukan hal tersebut, karena hal tersebut pertanda si kecil ingin bereksplorasi dengan bukunya.


Usia 18-36 bulan

Jika di bulan-bulan sebelumnya bayi anda sulit berpisah dari anda, maka memasuki tahun kedua si kecil mulai menyadari bahwa ia juga mahkluk indiviual. Mereka akan mulai melakukan sesuatu sendiri. Pada tahap ini berikan ruang pada anak anda untuk tumbuh. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
Sediakan lebih banyak waktu bagi anak anda untuk melakukan lebih banyak hal sendiri, misalnya saat ia ingin mengembalikan mainannya sendiri ke kotaknya, saat ia ingin makan sendiri, membuka sepatu sendiri dan sebagainya.
Sertakan si kecil dalam aktifias harian anda misalnya saat anda membersihkan rumah, anda bisa memberinya lap bersih dan sebagainya sehingga ia merasa telah turut serta bersih-bersih bersama anda.
Pada tahap ini adakalanya si kecil akan membuat anda jengkel, misalnya membuat makanannya berantakan saat mencoba makan sendiri, jika hal tersebut terjadi bersabarlah, bimbinglah ia untuk melatih kemandiariannya dengan benar dan jangan buat ia menyerah karena omelan anda.
Seringkali anda mengatakan "tidak" untuk melarang si kecil melakukan ini itu, jangan kaget jika di usia ini si kecil akan balik mengatakan "tidak" untuk setiap yang anda minta. Alangkah lebih baik jika sejak dini anda mulai memilih kata-kata yang tepat untuk mengatakan "tidak" pada si kecil.


Usia 18 - 24 bulan

Memasuki usia 18 bulan, si kecil sudah mulai bisa mengucapkan satu dua patah kata sederhana, bahkan anda akan merasa excited karena ternyata si kecil sudah mulai bisa anda ajak mengobrol. Meski demikian anda harus bersabar karena meski sudah mengenal beberapa kata, namun si kecil belum sepenuhnya mengerti maksud dari kata yang diucapkannya. Bimbinglah ia terus untuk mengembangkan kemampuan bicaranya dengan cara:
Jangan meneruskan kalimat yang seharusnya diselesaikan anak anda, karena hanya akan membuat anak anda frustasi.
Meski sudah mulai bisa berbicara, namun anda harus ingat, si kecil masih akan menggunakan tangisan saat lelah, lapar, atau sakit.
Beri kesempatan pada si kecil untuk berbicara, khususnya jika ada anak lain yang lebih tua di rumah anda.
Jadilah contoh pembicara yang baik untuk anak anda, karena pada usia ini anak anda sedang hobinya meniru apa yang dilihat dan didengarnya. Biasakan menggunakan kata-kata yang baik dan jelas dalam keseharian anda.


Usia 24 bulan

Memasuki usia 24 bulan anak anda mulai merasakan hubungan antara perasaan dan perbuatannya terhadap orang lain. Hal tersebut lah yang menjadi dasar interaksi si kecil dengan sesama yang nantinya membangun hubungan persahabatan. Sikap empati tersebut perlu dikembangkan oleh si kecil sejak dini dengan cara:
Saat anak anda sedang kesal atau sedih, biarkan ia merasakan dan mengahadapi perasaan tersebut, jangan coba menutupi perasaannya atau melarangnya mengungkapkan perasanannya. Dengan demikian anak akan belajar mengidentifikasi beragam perasaan yang dirasakannya.
Perhatikan emosi anda. Jangan malu mengakui jika anda sedang marah, sedih atau kecewa. Namun pastikan juga anda tidak over acting menghadapi perasaan tersebut sehingga membuat anak anda takut dan aneh dengan reaksi anda.

Saturday, October 24, 2009

" MENGAJAK BAYI BICARA "


Mengajak Bayi Bicara

Jangan takut dianggap tak waras kala Anda mengajak si mungil berbicara. Bayi memang belum bisa berkata-kata, tapi tak berarti ia tak mampu untuk diajak berbicara.
Para ahli menganjurkan orangtua agar mulai mengajak berbicara anak sejak ia lahir dan jangan pernah berhenti. Biasakan untuk selalu mengomentari apa saja yang Anda lakukan terhadap si bayi. Misalnya, saat mengganti popok, memandikan, menyusui, dan sebagainya. Katakan padanya setiap saat tentang apa saja yang Anda lihat di sekeliling Anda, maupun apa yang sedang Anda lakukan untuk diri sendiri seperti membaca atau bahkan memasak.
Pokoknya, ngomonglah apa saja kepada si bayi. Tataplah matanya dan Anda pun akan takjub melihat betapa ia sangat menaruh perhatian selama Anda berbicara. Seringkali ia bereaksi terhadap apa yang Anda katakan, seperti menjerit kesenangan atau cemberut kala ada yang tak disukainya. Tak percaya? Silakan Anda buktikan.

Pendengaran Tajam

Belajar berbicara, seperti dikatakan Dr. Adi Tagor, Sp.A., DPH dari RS Pondok Indah Jakarta, merupakan kunci penting untuk mengarahkan si bayi pada kemampuannya berbahasa yang timbul setelah usia setahun sampai tiga tahun. "Tujuannya mendorong perkembangan komunikasi verbal atau linguistic capability anak," jelasnya.
Pada tahap awal, bayi memulai "pelajaran" berbicara dengan mendengarkan. Karena itu, Adi Tagor menasehati, "Biarkan bayi mendengarkan apa saja yang Anda katakan. Inilah langkah awal untuk memberinya pemahaman. Bila bayi banyak mendengar, ia akan cepat belajar bicara." Kemampuan mendengar suara pada bayi, sudah ada sejak ia masih di kandungan, pada sekitar usia 3-4 bulan kehamilan. "Ada faktor intrinsik yang mengenal irama, kekerasan suara, frekuensi, dan nada-nada suara. Karena itu, bayi bisa menerima sinyal-sinyal meskipun belum mengerti," terangnya.
Setelah lahir, pendengaran bayi menjadi sangat peka. Suara menjadi jelas terdengar karena tak terhalang air ketuban maupun dinding perut ibu. Nah, lewat sinyal-sinyal verbal yang dilemparkan (sinyal audio), bayi akan memberi reaksi. "Pada bayi lahir sampai usia 3-6 bulan, ada yang dinamakan refleks Moro. Jika mendengar suara keras, bayi akan bereaksi kaget dengan tangan ke atas. Bila ia tak bereaksi, mesti dicurigai si bayi tuli. Normalnya, reaksi ini menghilang di atas usia 6 bulan," tutur Adi Tagor.
Ia pun bukan cuma mampu mendengar dengan jelas setelah lahir, tetapi juga bisa melihat. Kedua indera ini (audio-visual) sangat penting baginya untuk mengembangkan intelektualitasnya. Pada bayi baru lahir, karena matanya belum jelas melihat, maka beri jarak 30 centimeter agar ia bisa melihat ekspresi Anda kala Anda berbicara dengannya.
Dalam perkembangan selanjutnya, belajar berbicara sangat penting dalam rangka pengenalan lingkungannya. Sebab itulah saat mengajaknya bicara, berikan pula banyak rangsangan pada semua panca indera bayi. Sambil bicara, misalnya, pegang atau elus tangannya (indera raba-sentuh). Dengan memfungsikan seluruh panca inderanya, bayi akan mengenal keinginannya dan kemudian dapat mengungkapkannya setelah ia mampu berbicara.

Meniru

Satu hal penting yang harus diketahui para orangtua, kata Adi Tagor, bayi sangat suka menirukan suara. Dengan mengajaknya banyak bicara, ia akan makin banyak mengenal kata, terutama warna (timbre), nada, dan lagu/intonasi verbal. Semua ini akan sangat membantu perkembangan berbicaranya.
Di sisi lain, bayi juga senang bila Anda menirukan apa yang ia katakan. Kala ia bersuara, "Uuu," misalnya, tirukan dan ulangi kepadanya. Begitu pun jika ia bersuara, "Aaa." Permainan menirukan ini akan menjadi dasar bagi bayi untuk menirukan bahasa Anda kelak.
Lantaran itu, lulusan FKUI tahun 1963 ini menganjurkan, Anda hendaknya berbicara dengan menggunakan bahasa yang benar, tidak cadel. "Jika bayi menerima sinyal audionya enggak baik atau tak jelas, maka proses keluaran (output) pun akan jelek. Seperti memfotokopi sesuatu dokumen yang jelek," paparnya.
Selain itu, dengan menggunakan bahasa yang benar dan jelas ucapannya, di kemudian hari Anda tak perlu repot-repot melakukan "pembetulan" kata-kata yang digunakan si kecil. Sebaliknya, si kecil pun tak akan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan lingkungannya.

Perkembangan Bicara

Sejak usia 2 bulan, terang Adi Tagor, bayi sudah bisa menirukan tinggi rendah dan lagu atau intonasi suara kita. Ia pun dapat membedakan suara satu dengan lainnya, memberi respon dengan tersenyum atau tertawa. Sampai usia 6 bulan, tampak pada bayi yang dinamakan cannonic babbling, yakni lontaran-lontaran suara atau ocehan.
Di usia 8 bulan, ia sudah mengerti beberapa suara dan kata. Hal ini sangat berguna untuk membantu perkembangan pemahamannya. Ia pun mulai bisa berteriak untuk mencari perhatian, berespon kala namanya dipanggil, dan tertarik saat ada orang berbicara meski tak langsung tertuju pada dirinya.
Di usia 9 bulan, normalnya si bayi sudah bisa bicara dalam arti word (kata) seperti "mama", "mimi", "pus", yaitu nama yang merujuk kepada sesuatu maksud atau benda tertentu.
Setelah umur setahun lebih, ia memiliki paling banyak 10-20 kata. "Lebih banyak dari itu berarti lebih bagus brain development-nya," ujar Adi Tagor.
Bila konsentrasinya mulai ditujukan pada "pelajaran" berjalan, maka untuk sementara kemajuan berbicaranya menurun. Kendati demikian, tutur Adi Tagor, "Perkembangan bahasa setiap bayi tak selalu sama. Ini tergantung berbagai aspek, yaitu aspek genetik perkembangan fisik yang berkaitan dengan kemampuan berbicara dan kemampuan intelektualitas, serta rangsangan dari lingkungan." Karena itu, lulusan Public Health National University of Singapore ini menekankan pentingnya peran ayah, ibu, dan orang lain di sekeliling si bayi untuk selalu mengajaknya bicara.

Rangsangan Dini

Tapi bagaimana jika si bayi tak juga menunjukkan respon untuk berbicara kala Anda mengajaknya ngobrol? Menurut Adi Tagor, ada beberapa sebab. Boleh jadi karena pendengarannya mengalami gangguan atau malah sama sekali tak bisa mendengar alias tuli. Bisa pula karena perkembangan otaknya (brain development) yang terganggu, sehingga perbendaharaan kosa katanya sangat minim.
Kemungkinan lain, ia menderita autisma, yakni ketidakmampuan berkomunikasi dengan lingkungan, asyik dengan dirinya sendiri, dan tertutup terhadap lingkungan.
Tapi Anda jangan panik dulu! Sejauh anak menirukan atau tak berhasil menirukan ucapan Anda, kemungkinan besar ia tak mengalami gangguan apapun. Yang penting, ia tetap menunjukkan kemampuannya berkomunikasi dengan lingkungan. Misalnya dengan menggunakan bahasa isyarat (body language), menunjuk sesuatu yang diinginkan atau mendorong sesuatu untuk menjauhkan dari yang tak disukainya.
Anda harus mendukung "bahasa khusus" tersebut bahwa kita mengerti apa yang dimaksud si bayi. Tentu saja tanpa melupakan tujuan akhirnya, yaitu percakapan yang sebenarnya. Jadi, manakala si bayi menunjuk pada botol susu, misalnya, jangan langsung membuatkannya susu dan kemudian memberikannya. Lebih baik tanyakan dulu, "Adi mau susu?" Tunggulah responnya. Jika ia mengerti pertanyaan Anda, ia mungkin akan mengangguk atau kembali menunjuk botol susu sambil mengeluarkan suara yang berarti, "Ya, Adi mau susu."
Beberapa anak pada tahap ini hanya sulit untuk membentuk kata-kata. Hal ini biasanya akan terus berlanjut sampai masa prasekolah. Kadang sampai masa Taman Kanak-kanak atau kelas satu Sekolah Dasar, bila Anda tak segera mengatasinya. Nah, untuk mencegah keterlambatan berbicara, lakukan rangsangan dini (early stimulation), yakni membawa si bayi berkonsultasi ke klinik tumbuh kembang.
Pilihan lain, masukkan ia ke "sekolah". "Bayi usia 6 bulan sudah bisa dimasukkan ke play group dini untuk peer education," ujar Adi Tagor. Anak ditarik pada sebayanya (peer stimulation), sehingga belajarnya akan lebih mudah, karena ada rasa perlu bersaing dan ingin sama dengan teman sebaya.

Wednesday, October 21, 2009

PENGARUH MUSIK PADA ANAK


Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada miring. Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia.Penelitian menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak.
Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80 % dengan musik.Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony, demikian kata Ev. Andreas Christanday dalam suatu ceramah musik. Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh.
Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan head banger, suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.
Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia.
Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam disekelilingnya. Musik yang baik bagi kehidupan manusia adalah musik yang seimbang antara beat, ritme, dan harmony, ujar Ev. Andreas Christanday.Seorang ahli biofisika telah melakukan suatu percobaan tentang pengaruh musik bagi kehidupan makhluk hidup. Dua tanaman dari jenis dan umur yang sama diletakkan pada tempat yang berbeda. Yang satu diletakkan dekat dengan pengeras suara (speaker) yang menyajikan lagu-lagu slow rock dan heavy rock, sedangkan tanaman yang lain diletakkan dekat dengan speaker yang memperdengarkan lagu-lagu yang indah dan berirama teratur. Dalam beberapa hari terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu rock menjadi layu dan mati, sedangkan tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu indah tumbuh segar dan berbunga. Suatu bukti nyata bahwa musik sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup.Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh ombak di laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang sangat indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi kehidupan manusia. Wulaningrum Wibisono, S.Psi mengatakan, Jikalau Anda merasakan hari ini begitu berat, coba periksa lagi hidup Anda pada hari ini. Jangan-jangan Anda belum mendengarkan musik dan bernyanyi.